Festival Budaya Bau Keke: Perayaan Tradisi dan Keindahan Alam Desa Lembar, Lombok Barat

  • Jul 16, 2024
  • Admin Desa Lembar, Yana Dayinta, KKN PPM UGM 2024
  • Kegiatan Desa, Wisata Desa, Pantai, Kegiatan Dusun, Festival Budaya

Setiap tahun, Desa Lembar di Lombok Barat menjadi pusat perhatian dengan adanya Festival Budaya Bau Keke. Festival ini menjadi sarana hiburan bagi masyarakat sekitar sekaligus tempat bagi wisatawan untuk dapat merasakan dan menikmati kekayaan tradisi lokal. Festival ini mencerminkan kehidupan masyarakat pesisir yang erat kaitannya dengan laut, sekaligus memperkenalkan berbagai aspek kebudayaan Sasak kepada pengunjung.

Sejarah dan Makna Bau Keke

"Bau keke" dalam bahasa Sasak berarti "mengambil kerang." "Bau" berarti "mengambil," sedangkan "keke" berarti "kerang." Tradisi ini bermula dari kebiasaan masyarakat pesisir Lombok utamanya di Desa Lembar yang mencari kerang di pantai sebagai salah satu sumber pangan dan mata pencaharian. Aktivitas ini kemudian berkembang menjadi sebuah perayaan yang mencerminkan hubungan erat antara manusia dan alam, serta rasa syukur atas hasil laut yang melimpah.

Rangkaian Acara Festival

Festival Bau Keke yang dilaksanakan mulai dari tanggal 13 Juli hingga 14 Juli 2024 ini menawarkan berbagai kegiatan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga edukatif. Berikut beberapa acara utama yang menjadi daya tarik festival ini:

  1. Peresean
    Peresean adalah salah satu acara utama dalam Festival Bau Keke. Ini adalah pertarungan tradisional antara dua pria yang bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan perisai dari kulit sapi (ende). Pertarungan ini tidak hanya menguji keberanian, tetapi juga keterampilan dan ketangkasan para peserta. Penonton sering kali ikut terlibat dengan memberikan semangat dan sorakan, ada juga beberapa penonton yang “nyawer”, atau memberikan uang di pergantian ronde. 

    Salah satu momen menarik yang dinantikan adalah pertarungan antara KKN-PPM UGM dan KKP UIN Mataram. Fadhel, perwakilan dari KKN-PPM UGM, dan Sugi, perwakilan dari KKP UIN Mataram, menunjukkan semangat persaingan yang sehat dan keterampilan bertarung yang luar biasa. Meskipun penuh ketegangan, pertarungan ini diakhiri dengan damai, dengan simbolik jabat tangan dan pelukan antar petarung, yang menggambarkan persaudaraan dan sportivitas.
     
  2. Musik Tradisional
    Musik tradisional Lombok, seperti Gendang Beleq dan Cilokaq, adalah bagian penting dari festival ini. Gendang Beleq adalah musik yang dimainkan oleh sekelompok penabuh gendang besar, dan biasanya dimainkan untuk menyambut tamu penting atau acara besar. Musik ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan kebudayaan yang mendalam. Cilokaq adalah pertunjukan musik tradisional lainnya yang menampilkan alat musik khas Lombok seperti seruling dan gambus, dengan lagu-lagu berbahasa Sasak yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat. Cilokaq dengan nada dan temponya yang memacu adrenalin ini juga menjadi musik pengiring tradisi Peresean.
     
  3. Area Perkemahan
    Untuk para pengunjung yang ingin merasakan pengalaman lebih dekat dengan alam dan budaya lokal, festival ini menyediakan area khusus untuk berkemah. Area ini memungkinkan pengunjung untuk tinggal lebih lama dan menikmati seluruh rangkaian acara festival. Berkemah di sini memberikan kesempatan unik untuk menikmati keindahan alam Lombok, utamanya Pantai Serpiq yang masih alami.

Kehadiran Tokoh Penting

Festival Budaya Bau Keke tahun ini menjadi lebih istimewa dengan kehadiran Bapak PJ Bupati Lombok Barat, H. Ilham, SP.d., M.Pd dan perwakilan dari Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Inspektur Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ibnu Salim, S.H., M.Si., CGCAE. Kehadiran mereka tidak hanya menunjukkan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan provinsi, tetapi juga memberikan semangat kepada masyarakat Desa Lembar untuk terus melestarikan tradisi dan budaya mereka. Dalam pidatonya, Bapak PJ Bupati menekankan pentingnya festival ini dalam mempromosikan pariwisata dan meningkatkan perekonomian lokal.

Tujuan dan Manfaat Festival

Festival Budaya Bau Keke memiliki beberapa tujuan utama, yaitu melestarikan budaya Sasak, mempromosikan pariwisata, dan meningkatkan perekonomian lokal. Melalui festival ini, budaya dan tradisi lokal dapat dikenalkan kepada generasi muda dan wisatawan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa warisan budaya tetap hidup dan dihargai oleh generasi mendatang.

Selain itu, festival ini juga berkontribusi pada perekonomian lokal. Selama festival berlangsung, banyak pedagang yang datang dan meramaikan festival ini, memberikan kesempatan bagi pelaku usaha lokal untuk meningkatkan pendapatan mereka. 

Penutup

Festival Budaya Bau Keke di Desa Lembar adalah acara yang tidak boleh dilewatkan bagi siapa pun yang ingin merasakan keunikan budaya Lombok. Dengan berbagai kegiatan yang ditawarkan, festival ini berhasil menarik perhatian banyak orang dan menjadi salah satu agenda budaya yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Dari pertarungan Peresean yang menegangkan hingga musik tradisional yang merdu seperti Gendang Beleq dan Cilokaq, setiap acara dalam festival ini memberikan pengalaman yang tak terlupakan.

Untuk informasi lebih lanjut tentang persiapan Festival Bau Keke, Anda dapat membaca artikel berikut [Persiapan Festival Budaya Bau Keke 2024]. Dengan mengetahui persiapan yang dilakukan, Anda akan lebih menghargai usaha dan dedikasi yang diberikan oleh panitia dan masyarakat Desa Lembar untuk menyelenggarakan festival yang luar biasa ini.